BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang mendasar
yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia dewasa ini. Hal tersebut ditandai dengan
adanya berbagai kekurangan dan ketidakberdayaan diri para miskin. Berbagai kekurangan dan
ketidakberdayaan tersebut disebabkan baik faktor internal maupun eksternal yang
membelenggu, seperti adanya keterbatasan untuk memelihara dirinya sendiri,
tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya untuk memenuhi kebutuhan
dll. Dengan begitu, segala aktivitas yang mereka lakukan untuk meningkatkan
hidupnya sangat sulit. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan
karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau
materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati
fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang
tersedia pada jaman modern.
Hal
ini nampak
terjadi akibat kemiskinan, Diantaranya adalah kelaparan, gizi buruk, tempat tinggal
yang tak layak dan lain sebagainya. Pada tahun 2009 telah diumumkan peringkat Negara dengan kwalitas hidup terbaik di
Bangkok Thailand. Norwegia merupakan satu-satunya Negara dengan kwalitas hidup
terbaik dan ternyaman di dunia dan Indonesia terletak pada urutan 111 dari 183
negara yang di survey. Dari laporan ini sudah jelas bahwa Negara Indonesia
masih jauh dari yang di harapkan, masalahnya adalah kemiskinan yang masih
melanda rakyat Indonesia. Negara yang menjujung tinggi pancasila yang
menomorsatukan ketuhanan yang maha esa ini ternyata tidak bisa mengalahkan
Negara yang yang tanpa tuntunan ketuhanan.
Di indonesia kemiskinan sudah terjadi sejak jaman dahulu
dimana pemerintah di indonesia tidak dapat menekan angka kemiskinan dari tahun
ke tahun bahkan kemiskinan sudah menjadi pekerjaan yang serius untuk pemerintah
kita. Banyak cara yang telah dilakukan oleh pemerintah, tapi untuk menekan atau
bahkan mengurangi angka kemiskinan sangatlah sulit. Indonesia sebagai negara
yang kaya akan sumber daya alamnya, ternyata tidak sedikit penduduk yang
tergolong miskin. Jumlah penduduk miskin tersebut terdiri dari gabungan
penduduk di perkotaan dan di pedesaan yang mengakibatkan krisis jumlah penduduk miskin
diperkirakan makin bertambah.
B. RUMUSAN
MASALAH
Dalam pembahasan mengenai permasalahan kemiskinan diatas,
maka dapat merumuskan masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah mengenai definisi - definisi
dari kemiskinan, jenis atau macam-macam kemiskinan, faktor-faktor dan indikator apa
saja yang menjadi penyebab dari kemiskinan, serta bagaimana cara untuk
menanggulangi masalah kemiskinan tersebut didalam pembahasan berikutnya.
C. TUJUAN
Tujuan dari
pada tulisan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui Definisi
Kemiskinan.
2. Mengetahui Factor-Faktor Penyebab Timbulnya Kemiskinan.
3. Jenis Atau Macam-Macam Kemiskinan
4. Mengetahui Usaha-Usaha Mengatasai Kemiskinan
5. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebijakan Kependudukan
2. Mengetahui Factor-Faktor Penyebab Timbulnya Kemiskinan.
3. Jenis Atau Macam-Macam Kemiskinan
4. Mengetahui Usaha-Usaha Mengatasai Kemiskinan
5. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebijakan Kependudukan
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI KEMISKINAN
Kemiskinan
pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problem yang muncul dalam kehidupan
masyarakat, khususnya masyarakat di Negara-Negara
berkembang masalah kemiskinan ini menuntut adanya upaya pemecahan masalah
secara berencana ,terintegrasi dan menyeluruh dalam waktu yang singkat, upaya
pemecahan kemiskinan tersebut sebagai upaya untuk mempercepat proses
pembangunan yang selama ini sedang di lakukan
Istilah
kemiskinan sebenarnya bukan merupakan suatu hal yang asing dalam kehidupan
kita, kemiskinan yang di maksud disini adalah kemiskinan ditinjau dari sisi
material (ekonomi). Menurut Prof.Dr.Emil Salim yang di maksud dengan kemiskinan
adalah merupakan suatu keadaan yang di lukiskan sebagai kurangnya pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok . Atau dengan istilah lain kemiskinan itu merupakan ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan pokok
sehingga mengalami keresahan ,kesengsaraan
atau kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya
Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal
antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu
pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan
rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan
untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan
kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.
Ø Menurut Oscar Lewis (1983), orang-orang miskin adalah kelompok
yang mempunyai budaya kemiskinan sendiri yang mencakup karakteristik psikologis
sosial, dan ekonomi. Kaum liberal memandang bahwa manusia sebagai makhluk yang
baik tetapi sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Budaya kemiskinan hanyalah
semacam realistic and situational adaptation pada lingkungan yang penuh diskriminasi dan
peluang yang sempit. Kaum radikal mengabaikan budaya kemiskinan, mereka
menekankan peranan struktur ekonomi, politik dan sosial, dan memandang bahwa
manusia adalah makhluk yang kooperatif, produktif dan kreatif.
Ø Menurut Amartya Sen, Seseorang dikatakan miskin bila
mengalami "capability deprivation" dimana seseorang tersebut
mengalami kekurangan kebebasan yang substantive.
Ø Menurut Soerjono Soekant, Kemiskinan diartikan sebagai suatu
keadaan dimana seseorang tidak sanggup memlihara dirinya sendiri
sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga
mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
B. JENIS / MACAM-MACAM KEMISKINAN
Adapun
kemiskinan, berdasarkan kategorinya bias dibedakan menurut dan penyebabnya.
1. Menurut jenisnya.
1. Menurut jenisnya.
Ø Kemiskinan absolut/mutlak
Adalah keadaan yang mana pendapatan kasar bulanan tidak mencukupi untuk membeli keperluan minimum sebuah isi rumah yang diukur berdasarkan tahap perbelanjaan minimum.
Adalah keadaan yang mana pendapatan kasar bulanan tidak mencukupi untuk membeli keperluan minimum sebuah isi rumah yang diukur berdasarkan tahap perbelanjaan minimum.
Ø Kemiskinan relative
Adalah kemiskinan yang dilihat berdasarkan perbandingan antara sesuatu tingkat pendapatan lainnya. Contohnya, seseorang yang tergolong kaya (mampu) pada masyarakat desa tertentu bias jadi termiskin pada masyarakat desa yang lain
Adalah kemiskinan yang dilihat berdasarkan perbandingan antara sesuatu tingkat pendapatan lainnya. Contohnya, seseorang yang tergolong kaya (mampu) pada masyarakat desa tertentu bias jadi termiskin pada masyarakat desa yang lain
2. Menurut penyebabnya
Ø Kemiskinan structural
Kemiskinan struktural ini adalah suatu kondisi di mana sekelompok orang berada di dalam wilayah kemiskinan, dan tidak ada peluang bagi mereka untuk keluar dari kemiskinan, bahkan juga anak-anaknya. Mereka terjebak dalam lingkaran setan kemiskinan, dan bisa dikatakan mengalami “kemiskinan abadi“. Jika seorang pemulung punya anak, dan dia tidak memiliki biaya untuk memberikan gizi yang cukup, maka akan berdampak kepada kecerdasan sang anak, lalu juga tidak punya biaya menyekolahkan anaknya, maka seakan-akan keluar dari wilayah kemiskinan hanyalah sebuah angan-angan
Kemiskinan struktural ini adalah suatu kondisi di mana sekelompok orang berada di dalam wilayah kemiskinan, dan tidak ada peluang bagi mereka untuk keluar dari kemiskinan, bahkan juga anak-anaknya. Mereka terjebak dalam lingkaran setan kemiskinan, dan bisa dikatakan mengalami “kemiskinan abadi“. Jika seorang pemulung punya anak, dan dia tidak memiliki biaya untuk memberikan gizi yang cukup, maka akan berdampak kepada kecerdasan sang anak, lalu juga tidak punya biaya menyekolahkan anaknya, maka seakan-akan keluar dari wilayah kemiskinan hanyalah sebuah angan-angan
Ø Kemiskinan kultural
Disebut kemiskinan kultural, adalah budaya yang membuat orang miskin, yang dalam antropologi disebut Koentjaraningrat dengan mentalitas atau kebudayan kemiskinan sebagai adanya budaya miskin. Seperti, masyarakat yang pasrah dengan keadaannya dan menganggap bahwa mereka miskin karena turunan, atau karena dulu orang tuanya atau nenek moyangnya juga miskin, sehingga usahanya untuk maju menjadi kurang
Disebut kemiskinan kultural, adalah budaya yang membuat orang miskin, yang dalam antropologi disebut Koentjaraningrat dengan mentalitas atau kebudayan kemiskinan sebagai adanya budaya miskin. Seperti, masyarakat yang pasrah dengan keadaannya dan menganggap bahwa mereka miskin karena turunan, atau karena dulu orang tuanya atau nenek moyangnya juga miskin, sehingga usahanya untuk maju menjadi kurang
Ø Kemiskinan Sosial Budaya
Kemiskinan yang dikaitkan dengan nilai-nilai sosial budaya masyarakat, atau lebih singkatnya kondisi sosial budaya yang memaksa masyarakat di daerah itu menjadi miskin.
Kemiskinan yang dikaitkan dengan nilai-nilai sosial budaya masyarakat, atau lebih singkatnya kondisi sosial budaya yang memaksa masyarakat di daerah itu menjadi miskin.
PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET
2011
Jumlah penduduk miskin (penduduk
dengan pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan) di Indonesia
pada maret 2011 mencapai 30,02 juta orang (12,49 persen) turun 1,00 juta orang
(0,84 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada maret 2010 yang sebesar
31,02 juta orang (13,33 persen).
Selama priode maret 2010-maret 2011,
penduduk di daerah perkotaan berkurang sekitar 0,05 juta orang (dari 11,10 juta
orang pada maret menjadi 11,05 juta orang pada maret), sementara di daerah
perdesaan berkurang sekitar 0,95 juta orang (dari 19,93 juta orang pada maret
menjadi 18,97 juta orang pada maret 2011).
Persentase penduduk miskin
antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah selama periode ini.
Penduduk miskin di daerah perkotaan pada maret 2010 sebesar 9,87 persen,
menurun sedikit menjadi 9,23 persen pada maret 2011. Dilain pihak penduduk
miskin di daerah perdesaan pada maret 2010 sebesar 16,56 persen juga menurun
sedikit menjadi 15,72 persen pada maret 2011.
Peranan komoditi makanan terhadap
garis kemiskinan pada maret 2010 dan maret 2011 jauh lebih besar dibandingkan
peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidik, dan bukan makanan
lainnya), yaitu masing-masing sebesar 73,50 persen pada maret 2010 dan sebesar
73,52 persen pada maret 2011.
Komoditi makanan yang berpengaruh
besar terhadap nilai garis kemiskinan adalah beras, rokok kretek filter, gula
pasir telur ayam ras, mie instan, tempe bawang merah, daging ayam ras, dan
tahu. Untuk komoditi bukan makanan adalah biaya perumahan, listrik, pendidikan
dan angkutan.
C. FAKTOR
PENYEBAB KEMISKINAN
Ada dua kondisi yang menyebabkan
kemiskinan bisa terjadi, yaitu:
- Kemiskinan alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah, dan bencana alam.
- Kemiskinan buatan. Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.
Bila kedua faktor penyebab
kemiskinan tersebut dihubungkan dengan masalah mutu pangan, kesehatan, dan
pendidikan maka dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab kemiskinan antara
lain:
Ø Kurang tersedianya sarana yang dapat
dipakai keluarga miskin secara layak misalnya puskesmas, sekolah, tanah yang
dapat dikelola untuk bertani.
Ø Kurangnya dukungan pemerintah sehingga
keluarga miskin tidak dapat menjalani dan mendapatkan haknya atas pendidikan
dan kesehatan yang layak dikarenakan biaya yang tinggi
Ø Rendahnya minat masyarakat miskin
untuk berjuang mencapai haknya karena mereka kurang mendapat pengetahuan
mengenai pentingnya memliki pendidikan tinggi dan kesehatan yang baik.
Ø Kurangnya dukungan pemerintah dalam
memberikan keahlian agar masyarakat miskin dapat bekerja dan mendapatkan
penghasilan yang layak.
Ø Wilayah Indonesia yang sangat luas
sehingga sulit bagi pemerintah untuk menjangkau seluruh wilayah dengan
perhatian yang sama. Hal ini menyebabkan terjadi perbedaan masalah kesehatan,
mutu pangan dan pendidikan antara wilayah perkotaan dengan wilayah yang
tertinggal jauh dari perkotaan.
Ø Menurunnya
etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Faktor ini sangat penting dalam
pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja
dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus,
serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan dengan
maksimaL
Ø Biaya
kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan
di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan
atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita
di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli dan
banyaknya pengangguran.
Ø Pembagian
subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan
terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga
secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain
rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
Ø Malas Bekerja
Sikap malas bekerja merupakan suatu masalah yang cukup memprihatinkan. Karena masalah ini menyangkut mentalitas dan kepribadian seseorang. Adanya sikap malas ini seseorang bersikap acuh tak acuh dan tak bergairah untuk bekerja atau bersikap pasif dalam hidupnya (sikap bersandar dan pasrah pada nasib).Sikap malas ini cenderung untuk menggantungkan hidup pada orang lain, baik dari keluarga, saudara atau famili yang di pandang mempunyai kemampuan untuk menanggung kebutuhan hidup mereka.
Sikap malas bekerja merupakan suatu masalah yang cukup memprihatinkan. Karena masalah ini menyangkut mentalitas dan kepribadian seseorang. Adanya sikap malas ini seseorang bersikap acuh tak acuh dan tak bergairah untuk bekerja atau bersikap pasif dalam hidupnya (sikap bersandar dan pasrah pada nasib).Sikap malas ini cenderung untuk menggantungkan hidup pada orang lain, baik dari keluarga, saudara atau famili yang di pandang mempunyai kemampuan untuk menanggung kebutuhan hidup mereka.
Ø Keterbatasan Sumber Alam
Kemiskinan akan melanda suatu masyarakat apabila sumber alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Sering dikatakan oleh para ahli bahwa masyarakat itu miskin karena memang dasarnya “alamiyah miskin” .
Alamiyah miskin yang dimaksud disini adalah kekayaan alamnya, misalnya tanahnya berbatu-batu, tidak menyimpan kekayaan mineral, dan sebagainya. Dengan demikian layaklah kalau miskin sumber daya alam miskin juga masyarakatnya.
Kemiskinan akan melanda suatu masyarakat apabila sumber alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Sering dikatakan oleh para ahli bahwa masyarakat itu miskin karena memang dasarnya “alamiyah miskin” .
Alamiyah miskin yang dimaksud disini adalah kekayaan alamnya, misalnya tanahnya berbatu-batu, tidak menyimpan kekayaan mineral, dan sebagainya. Dengan demikian layaklah kalau miskin sumber daya alam miskin juga masyarakatnya.
Ø Terbatasnya Lapangan Kerja
Keterbatsan lapangan kerja akan membawa konsekwensi kemiskinan bagi masyarakat, secara ideal banyak orang mengatakan bahwa seseorang / masyarakat harus mampu menciptakan lapangan kerja baru, tetapi secara factual hal tersebut kecil kemungkinannya. Karena adanya keterbatasan kemampuan seseorang baik yang berupa skill maupun modal.
Keterbatsan lapangan kerja akan membawa konsekwensi kemiskinan bagi masyarakat, secara ideal banyak orang mengatakan bahwa seseorang / masyarakat harus mampu menciptakan lapangan kerja baru, tetapi secara factual hal tersebut kecil kemungkinannya. Karena adanya keterbatasan kemampuan seseorang baik yang berupa skill maupun modal.
Ø Keterbatasan Modal
Keterbatasan modal adalah sebuah kenyataan yang ada di Negara-negara yang sedang berkembang. Kenyataan tersebut membawa kemiskinan pada sebagaian masyarakat di Negara tersebut.Seorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapi alat atau bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan.Keterbatasan modal bagi Negara-Negara yang sedang berkembang dapat diibaratkan sebagai suatu lingkaran yang tak berujung pangkal baik dari segi permintaan akan modal maupun dari segi penawaran akan modal.
Keterbatasan modal adalah sebuah kenyataan yang ada di Negara-negara yang sedang berkembang. Kenyataan tersebut membawa kemiskinan pada sebagaian masyarakat di Negara tersebut.Seorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapi alat atau bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan.Keterbatasan modal bagi Negara-Negara yang sedang berkembang dapat diibaratkan sebagai suatu lingkaran yang tak berujung pangkal baik dari segi permintaan akan modal maupun dari segi penawaran akan modal.
Ø Beban Keluarga
Semakin banyak anggota keluarga akan semakin banyak/meningkat pula tuntutan / beban untuk hidup yang harus dipenuhi. Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak di imbangi dengan usaha peningkatan pendapatan sudah pasti akan menimbulkan kemiskinan karena mereka memang berangkat dari kemiskinan. Kenaikan pendapatan yang dibarengi dengan pertambahan jumlah keluarga, berakibat kemiskinan akan melanda dirinya dan bersifat latent.
Semakin banyak anggota keluarga akan semakin banyak/meningkat pula tuntutan / beban untuk hidup yang harus dipenuhi. Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak di imbangi dengan usaha peningkatan pendapatan sudah pasti akan menimbulkan kemiskinan karena mereka memang berangkat dari kemiskinan. Kenaikan pendapatan yang dibarengi dengan pertambahan jumlah keluarga, berakibat kemiskinan akan melanda dirinya dan bersifat latent.
D. USAHA-USAHA
UNTUK MENGATASI KEMISKINAN
Usaha yang di lakukan pemerintah membuat ketegasan dan kebijakan yang lebih
membumi dalam rangka menyelesaikan masalah kemiskinan ini. Beberapa langkah
yang bisa dilakukan diantaranya adalah :
- menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. Karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab kemiskinan terbesar di indonesia.
- Memberikan subsidi pada kebutuhan pokok manusia, sehingga setiap masyarakat bisa menikmati makanan yang berkualitas. Hal ini berdampak pada meningkatnya angka kesehatan masyarakat.
- Menghapuskan korupsi. Sebab korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masyarakat tidak bisa menikmati hak mereka sebagai warga negara sebagaimana mestinya.
- Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Fokus program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar.
- Perangkat yang
mencakup penyediaan jasa umum dasar, seperti fasilitas kesehatan,
pendidikan, saluran air minum, pengangkutan dan kebudayaan .
Disamping kedua perangkat tersebut, kebutuhan dasar atau kebutuhan dasar manusiawi kadang-kadang juga digunakan untuk mencakup tiga sasaran lain, yaitu ; - Hak atas pekerjaan produktif dan yang memberikan imbalan yang layak, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap rumah tangga atau perorangan.
- Prasarana yang mampu menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk.
- Partisipasi seluruh penduduk, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam
pelaksanaan proyek-proyek yang berhubungan dengan penyediaan barang-barang
dan jasa-jasa kebutuhan dasar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan latar belakang,
perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah
dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap
kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan, yang
berarti bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka
kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan
hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa
penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan
masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, non
pemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, kemungkinan
kemiskinan akan mencapai hasil yang seminimal mungkin.
B. SARAN
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman
global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif.
Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi
zaman globalisasi ke depan mau tidak mau harus meningkatkan kualitas SDM dalam
pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah
standar global. Dan juga bagi kita:
Ø Sebagai Mahasiswa hendaknya kita menganalisa masalah
kemiskinan dari semua aspek.
Ø Bagi Pemerintah, hendaknya mengatasai dan memberi solusi dari
masalah-masalah kemiskinan sehingga kemiskinan sedikit demi sedikit bisa
diatasi.
Ø Bagi pembaca kami harapkan kritik dan saran konstruktif.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Ahmadi Drs. H. Abu, Ilmu Sosial Dasar, Bineka Cipta Jakarta
2003.
Ø Wahyu Drs. MS., Wawasan Ilmu Sosial, Usaha Nasional Surabaya
Indonesia 2005.
No comments:
Post a Comment