Beberapa abad yang lalu tersebutlah Kesultanan
Kartasura. Kesultanan sedang dilanda kesedihan yang mendalam karena permaisuri
tercinta sedang sakit keras. Pangeran sudah berkali-kali memanggil tabib untuk
mengobati sang permaisuri, tapi tak satupun yang dapat mengobati penyakitnya.
Sehingga hari demi hari, tubuh sang permaisuri menjadi kurus kering seperti
tulang terbalutkan kulit. Kecemasan melanda rakyat kesultanan Kartasura. Roda
pemerintahan menjadi tidak berjalan sebagaimana mestinya. "Hamba sarankan
agar Tuanku mencari tempat yang sepi untuk memohon kepada Sang Maha Agung agar
mendapat petunjuk guna kesembuhan permaisuri," kata penasehat istana.
Tidak berapa lama,
Pangeran Kartasura melaksanakan tapanya. Godaan-godaan yang dialaminya dapat
dilaluinya. Hingga pada suatu malam terdengar suara gaib. "Hentikanlah
semedimu. Ambillah bunga karang di Pantai Selatan, dengan bunga karang itulah,
permaisuri akan sembuh." Kemudian, Pangeran Kartasura segera pulang ke
istana dan menanyakan hal suara gaib tersebut pada penasehatnya. "Pantai
selatan itu sangat luas. Namun hamba yakin tempat yang dimaksud suara gaib itu
adalah wilayah Karang Bolong, di sana banyak terdapat gua karang yang di
dalamnya tumbuh bunga karang," kata penasehat istana dengan yakin.
Keesokannya, Pangeran Kartasura menugaskan
Adipati Surti untuk mengambil bunga karang tersebut. Adipati Surti memilih dua
orang pengiring setianya yang bernama Sanglar dan Sanglur. Setelah beberapa
hari berjalan, akhirnya mereka tiba di karang bolong. Di dalamnya terdapat
sebuah gua. Adipati Surti segera melakukan tapanya di dalam gua tersebut.
Setelah beberapa hari, Adipati Surti mendengar suara seseorang. "Hentikan
semedimu. Aku akan mengabulkan permintaanmu, tapi harus kau penuhi dahulu
persyaratanku." Adipati Surti membuka matanya, dan melihat seorang gadis
cantik seperti Dewi dari kahyangan di hadapannya. Sang gadis cantik tersebut
bernama Suryawati. Ia adalah abdi Nyi Loro Kidul yang menguasai Laut Selatan.
Syarat yang diajukan Suryawati, Adipati harus
bersedia menetap di Pantai Selatan bersama Suryawati. Setelah lama berpikir,
Adipati Surti menyanggupi syarat Suryawati. Tak lama setelah itu, Suryawati
mengulurkan tangannya, mengajak Adipati Surti untuk menunjukkan tempat bunga
karang. Ketika menerima uluran tangan Suryawati, Adipati Surti merasa raga
halusnya saja yang terbang mengikuti Suryawati, sedang raga kasarnya tetap pada
posisinya bersemedi. "Itulah bunga karang yang dapat menyembuhkan
Permaisuri," kata Suryawati seraya menunjuk pada sarang burung walet. Jika
diolah, akan menjadi ramuan yang luar biasa khasiatnya. Adipati Surti segera
mengambil sarang burung walet cukup banyak. Setelah itu, ia kembali ke tempat
bersemedi. Raga halusnya kembali masuk ke raga kasarnya.
Setelah mendapatkan
bunga karang, Adipati Surti mengajak kedua pengiringnya kembali ke Kartasura.
Pangeran Kartasura sangat gembira atas keberhasilan Adipati Surti. "Cepat
buatkan ramuan obatnya," perintah Pangeran Kartasura pada pada abdinya.
Ternyata, setelah beberapa hari meminum ramuan sarang burung walet, Permaisuri
menjadi sehat dan segar seperti sedia kala. Suasana Kesultanan Kartasura
menjadi ceria kembali. Di tengah kegembiraan tersebut, Adipati Surti teringat
janjinya pada Suryawati. Ia tidak mau mengingkari janji. Ia pun mohon diri pada
Pangeran Kartasura dengan alasan untuk menjaga dan mendiami karang bolong yang
di dalamnya banyak sarang burung walet. Kepergian Adipati Surti diiringi isak
tangis para abdi istana, karena Adipati Surti adalah seorang yang baik dan
rendah hati.
Adipati Surti mengajak kedua pengiringnya
untuk pergi bersamanya. Setelah berpikir beberapa saat, Sanglar dan Sanglur
memutuskan untuk ikut bersama Adipati Surti. Setibanya di Karang Bolong, mereka
membuat sebuah rumah sederhana. Setelah selesai, Adipati Surti bersemedi. Tidak
berapa lama, ia memisahkan raga halus dari raga kasarnya. "Aku kembali
untuk memenuhi janjiku," kata Adipati Surti, setelah melihat Suryawati
berada di hadapannya. Kemudian, Adipati Surti dan Suryawati melangsungkan
pernikahan mereka. Mereka hidup bahagia di Karang Bolong. Di sana mereka
mendapatkan penghasilan yang tinggi dari hasil sarang burung walet yang semakin
hari semakin banyak dicari orang.
No comments:
Post a Comment